Minggu, 25 April 2010

Anne Hathaway, Terobsesi Fisika

BELAJAR fisika ataupun ilmu-ilmu eksakta lainnya yang sarat rumus dan angka sering membuat kepala pusing tujuh keliling. Namun siapa sangka, aktris seksi asal New York, Anne Hathaway (27) memiliki pandangan lain terhadap salah satu ilmu pasti ini. Berbeda dengan selebriti lainnya yang kerap larut dalam dunia hiburan, dia justru terobsesi untuk mempelajari Fisika.

Aktris yang pada awal 2009 lalu bermain bersama Kate Hudson dalam film ”Bride Wars” ini mengaku, setiap ada waktu luang, dia suka berlarut-larut membaca buku-buku Fisika. ”Saya sangat tertarik dengan partikel-partikel elemen. Saya suka berpikir tentang adanya ruang dan waktu di alam semesta, dan bagaimana kita memahaminya,” ujar wanita yang mengaku iri dengan bibir seksi Angelina Jolie ini pada majalah Inggris GQ.

Pemilik nama lengkap Anne Jacqueline Hathaway ini juga tertarik dengan elemen-elemen pada tingkatan atom dan subatom yang membentuk segala sesuatu. ”Anda, saya, bangunan-bangunan, jiwa kita, dan pikiran kita (terbentuk dari elemen-elemen),” tutur pemeran Mia Thermopolis dalam film ”The Princess Diaries” ini. Bahkan, karena rasa penasarannya terhadap asal mula suatu teori, dia juga mempelajari buku-buku fisikawan genius sepanjang masa, Albert Einstein. Dia pun berharap agar bisa berteman dengan ilmuwan atau siapa saja yang dapat memberinya pencerahan.

Mengenai alasan ketertarikannya mempelajari ilmu yang membutuhkan ketelitian dan konsentrasi tinggi ini, Hathaway mengaku tidak bisa menjelaskannya. ”Saya tinggal di Los Angeles, sehingga saya tertarik dengan energi dan getaran. Mungkin itu bukan alasan yang tepat, tetapi saya tetap mencoba mempelajarinya,” kata peraih Best Actress pada ajang National Board of Review Award, lewat perannya dalam film ”Rachel Getting Married” pada 2008 lalu itu. (Cecep Wijaya)***

Terbit di "PR" edisi 9 Februari 2010

Minggu, 10 Januari 2010

Jejak Ulama Dalam Sejarah Kemerdekaan RI


Judul : Api Sejarah

Penulis : Ahmad Mansur Suryanegara

Penerbit : Salamadani

Tebal : 584 Halaman

Cetakan: I, 2009

PASCAPENGEBOMAN menara kembar WTC 9 September 2001 lalu, serangkaian peristiwa pengeboman kerap terjadi di tanah air. Mulai dari bom di Plaza Atrium, Kedubes Australia, Bom Bali I dan II, dan terakhir di Hotel Ritz-Carlton dan J.W. Marriot pada Juli lalu. Akan tetapi, setiap terjadi peristiwa pengeboman tersebut, umat Islam sering kali dijadikan sasaran dan diduga sebagai pelaku utamanya. Bahkan, pesantren yang merupakan lembaga pendidikan dan pembinaan spiritual sempat dicurigai sebagai lembaga pencetak teroris yang berbahaya bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Benarkah demikian?

Apabila kita mau menengok sejarah, kita akan menemukan bukti-bukti bahwa ternyata kemerdekaan RI tidak terlepas dari peran ulama dan santri. Bahkan menurut Ahmad Mansur Suryanegara yang merupakan sejarawan Indonesia sekaligus penulis buku ini, tanpa ulama dan santri yang terlahir dari pesantren, Indonesia tidak mungkin merdeka. Sebab, merekalah tonggak perjuangan bangsa sesungguhnya.
Para ulama dan santri tersebut menjadikan agama mereka sebagai ideologi yang menjadi landasan mereka untuk bertindak. Pemikiran seperti ini melahirkan semangat juang yang menggebu-gebu untuk menentang imperialisme. Mereka menganggap Islam sebagai liberating force (kekuatan pembebas) dari segala belenggu kehidupan, termasuk kolonialisme. Dengan demikian, persatuan ulama dan santri serta kaum Muslimin membentuk kekuatan hebat yang integratif.

Dalam bidang ekonomi misalnya, peran ulama muncul dengan lahirnya Sarikat Dagang Islam (SDI) yang didirikan oleh H. Samanhudi pada 16 Oktober 1905. Kemudian, organisasi ini berkembang menjadi Sarikat Islam (SI) yang dipimpin oleh H.O.S. Tjokroaminoto dan bersifat politik. Berdirinya SDI ini memelopori perjuangan bangsa dalam bidang ekonomi untuk melawan monopoli ekonomi Cina pada saat itu. Oleh karena itu, Hari Kebangkitan Nasional seharusnya jatuh tepat pada hari lahirnya SDI (16 Oktober), bukan pada tanggal 20 Mei, yakni hari lahirnya Boedi Oetomo. Sebab, Boedi Oetomo baru lahir tiga tahun setelah berdirinya SDI dan merupakan organisasi eksklusif bagi kalangan suku Jawa dan priyayi. Artinya, Boedi Oetomo sama sekali tidak memperjuangkan persatuan Indonesia.

Sementara di bidang politik, dibuktikan melalui pembentukan organisasi modern sebagai wahana mobilitas dan dinamika semangat juang masyarakat Indonesia. Di antaranya adalah H.O.S. Tjokroaminoto yang memimpin Sarikat Islam (SI) untuk membangkitkan kesadaran politik umat Islam di Indonesia, K.H. Achmad Dahlan yang membangkitkan kesadaran pendidikan nasional melalui Persarikatan Muhamadiyah, Muhammad Yunus dan H. Zamzam yang membangkitkan kesadaran purifikasi ajaran Islam melalui Persatuan Islam. Fakta tersebut menunjukkan bahwa para ulama dan santri berjuang melawan segala bentuk penindasan sesuai dengan kondisi zaman.

Selain sejumlah fakta tersebut, buku setebal enam ratus halaman yang diterbitkan Salamadani ini juga menyajikan berbagai fakta lain yang mencengangkan dan tidak terungkap dalam buku-buku sejarah konvensional. Misalnya, masuknya Islam ke Indonesia terjadi pada abad ke-7 M, bukan abad ke-13 M. Sebab, pada abad ke-7 M ditemukan masyarakat Islam di pesisir barat Sumatra dan nisan ulama Syaikh Mukaiddin di Baros, Tapanuli. Runtuhnya kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha pun bukan akibat dominasi kerajaan Islam. Selain itu, ternyata kekuasaan khilafah Islam dari Timur Tengah berpengaruh besar terhadap perkembangan peradaban di Indonesia, lewat keberadaan pesantren atau madrasah.

Walaupun buku ini ditulis berdasarkan historiografi Islam, tetapi tidak adil jika menilai buku ini hanya menonjolkan peran salah satu golongan. Namun lebih dari itu, buku ini layak diapresiasi dan dijadikan pembanding terhadap buku-buku sejarah yang beredar. (Cecep Wijaya Sari, alumnus Sastra Inggris Unpad) ***

Tulisan ini dimuat di Harian Umum “Pikiran Rakyat” edisi Kamis, 17 Desember 2009. 

Robert Downey, Pengaruh Istri

”DI balik kesuksesan seorang pria terdapat seorang wanita hebat.” Tampaknya ungkapan ini pantas ditujukan pada pemeran utama ”Sherlock Holmes”, Robert Downey Jr. (44). Dia mengaku, sang istri, Susan Levin, berpengaruh besar terhadap dirinya.

Aktor asal New York, Amerika Serikat  itu tidak pernah bisa membayangkan hidupnya tanpa kehadiran Levin yang dinikahinya empat tahun silam. Sang istri telah mengubah hidupnya menjadi lebih baik. ”Dia benar-benar merupakan separuh hidup saya,” ujar pria kelahiran 4 April 1965 itu, seperti dikutip Showbizpsy.

Downey dan Levin sama-sama terlibat dalam film yang memvisualisasikan karakter rekaan Sir Arthur Conan Doyle. Downey sebagai aktor dan Levin sebagai produser. Downey mengaku senang bisa bekerja sama dengan istrinya dalam penggarapan film tersebut. ”Membuat film sangat menguras waktu dan tenaga sehingga membuatmu lupa akan kehidupan nyata selama berhari-hari. Jadi saya harus lari bersamanya (Levin), bukan lari darinya,” kata Downey.

Akting Downey dalam film berdurasi 139 menit ini patut diacungi jempol. Dia bagai menyatu dengan karakter detektif bercangklong pipa tembakau yang diperankannya itu. Dalam film ini, Holmes dan  rekannya, Dr. John Watson, mempunyai misi mengungkap kejahatan Lord Blackwood yang ingin menguasai Inggris. Petualangan keduanya menjadi tontonan yang seru dan menegangkan. Sukses ditayangkan perdana di Inggris, ”Sherlock Holmes” kini tengah diputar di seluruh bisokop di dunia, termasuk di Indonesia. Film bergenre drama petualangan ini disutradarai oleh Guy Ritchie yang juga pernah menggarap film ”Revolver” pada 2005 lalu. Selain Downey, film ini juga menampilkan Jude Law, Mark Strong, dan Rachel McAdams.

Minggu, 25 Oktober 2009

Melissa Rycroft, Atasi FLu Babi



MEREBAKNYA virus flu babi akhir-akhir ini membuat masyarakat dunia resah. Pasalnya, virus yang pertama kali ditemukan di Meksiko ini sangat cepat menular dan menyebar ke seluruh dunia sehingga banyak menelan korban jiwa. Jangankan terinfeksi, mendengarnya saja sudah cukup membuat bulu kuduk merinding. Namun, tidak demikian bagi aktris cantik asal Texas, Melissa Rycroft (26). Meski telah dinyatakan positif terjangkit flu babi, dia mengaku dapat mengatasinya.

Bintang yang namanya mulai dikenal lewat film seri "The Bachelor" ini mengungkapkan, pada awalnya, dia mengalami gejala flu biasa, seperti kebanyakan orang. Namun, setelah memeriksakan diri ke dokter, wanita bernama lengkap Melissa Katherine Rycroft ini dinyatakan positif terinfeksi virus H1N1. Lantas, bagaimana dia bisa tenang menghadapi penyakit yang merusak saluran pernapasan ini?

"Cukup ikuti saja anjuran dokter," ungkapnya pada Us Weekly seperti yang dikutip Showbizspy. "Dengan memperhatikan kesehatan secara lebih serius, penyakit ini akan mudah diatasi dan tubuh kita kembali sehat. Aku telah membuktikannya," ujarnya. 


Rycroft bukanlah satu-satunya selebriti yang terkena penyakit mematikan ini. Sebelumnya, aktor "Harry Potter", Rupert Grin, pernah mengalami hal yang sama. "Pertama kali mengetahui bahwa aku terkena flu babi, aku takut mati," aku pemeran Ron Wisley itu. Namun, ternyata dia hanya mengalami sakit tenggorokan dan cukup istirahat beberapa hari.

Lalu, bagaimana dengan keadaan Rycroft sekarang? "Aku sudah sembuh total dari virus ini," ungkap salah seorang wanita tercantik di dunia 2009 versi majalah People ini. (Cecep Wijaya) ***


Dimuat di Harian Umum Pikiran Rakyat rubrik "Apa & Siapa", Rabu, 21 Oktober 2009 

Minggu, 11 Oktober 2009

Paris Hilton, Jadi Monster



HATI-hati jika Anda termasuk salah seorang yang mengagumi keindahan wanita dari fisiknya. Sebab, kecantikan fisik seseorang sewaktu-waktu bisa pudar. Buktinya, aktris dan model cantik asal New York, Paris Hilton (28) kini berubah menjadi monster yang menyeramkan. Namun, hal ini hanya terjadi pada serial televisi terbarunya, "Supernatural", tidak dalam dunia nyata.
Tak ada yang menyangka bahwa selebriti pewaris Hilton Hotel Corporation itu, bersedia menerima peran sebagai monster raksasa pada serial televisi tersebut. Bahkan sang produser, Eric Kripke pun pada awalnya sempat ragu tawarannya akan diterima Paris. "Kami awalnya pesimistis dia akan menerima tawaran itu. Namun setelah berbicara dengannya, dia dapat menangkap sisi lucu dari peran ini, kemudian langsung menandatangani surat perjanjian itu," ungkap Eric seperti yang dikutip Contactmusic.
Paris mengaku tidak mau tanggung-tanggung dalam menjalani profesinya sebagai aktris. Apabila telah merasa cocok dengan suatu peran, dia akan berusaha berakting sebaik mungkin, termasuk dalam serial "Supernatural" yang ditayangkan jaringan televisi CW itu. "Aku akan selalu memberikan akting terbaik, apa pun perannya," ungkap wanita yang sempat membuat sensasi, dengan memarodikan kampanye Barack Obama dan John McCain ini.
Paris memang bukan pertama kali terlibat dalam film bergenre horor. Sebelumnya, selebriti yang dikabarkan sempat dekat dengan bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo itu juga pernah terlibat dalam film sejenis, seperti "House of Wax" (2005) dan "Repo! The Genetic Opera" (2008). Mengenai aktingnya di serial "Supernatural" yang ditayangkan mulai 8 Oktober lalu itu, Paris mengaku puas. "Lihatlah beberapa adegan di ’Supernatural’. Aku puas melihat hasilnya," tulis wanita kelahiran 17 Februari 1981 ini, pada halaman Twitter pribadinya. (Cecep Wijaya)***

Dimuat di Harian Umum Pikiran Rakyat rubrik "Apa & Siapa", Senin, 12 Oktober 2009

Jumat, 02 Oktober 2009

Mark Ronson, Siap Taklukkan Kilimanjaro



BAGI para pendaki dan komunitas pencinta alam, mendaki gunung selama berjam-jam dengan perbekalan seadanya merupakan hal yang biasa. Namun, jika hal ini dilakukan seorang Mark Ronson (34) yang sehari-harinya berprofesi sebagai disc jockey (DJ) dan produser musik, baru luar biasa. Siapa sangka, pria asal London, Inggris itu berencana menaklukkan Gunung Kilimanjaro, gunung tertinggi di benua Afrika.
Tentu saja, untuk mendaki puncak setinggi 19.000 kaki (5,89 km) yang terletak di Tanzania itu, dibutuhkan fisik yang prima dan motivasi tinggi. Oleh karena itu, untuk menjaga stamina tubuhnya, Ronson bertekad meninggalkan gaya hidup berpesta dan kebiasaan buruknya. "Selamat tinggal rokok, alkohol, dan obat-obatan...," ucap pria kelahiran 4 September 1975 ini, sebagaimana dikutip contactmusic.com
Lantas untuk apa peraih Grammy Award 2008 sebagai Producer of the Year itu, bertekad menaklukkan tantangan yang penuh risiko tersebut? Bukan untuk mencari sensasi, menaikkan popularitas, ataupun sekadar mendapatkan kepuasan pribadi, namun hal itu dilakukan Ronson untuk kegiatan amal di Inggris.
Dana yang terkumpul dari pendakian ini, konon akan disumbangkan kepada salah satu yayasan di Inggris, Comic Relief, untuk disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. Dalam pendakian tersebut, Ronson tidak sendirian. "Aku mengajak temanku, Kenna dan beberapa sahabatku untuk mendaki Kilimanjaro, yang menjadi bagian dari pendakian amal ini," tulis musisi yang melepas album pertamanya yang berjudul "Here Comes the Fuzz" pada 2003, di laman Twitter pribadinya.
Ronson memang bukan selebriti pertama yang melakukan hal ini. Sebelumnya, para penyanyi, seperti Gary Barlow, Cheryl Cole, Kimberley Walsh, dan Ronan Keating, telah melakukan hal yang sama pada Maret lalu. Kendati demikian, tampaknya Ronson mencoba memotivasi dirinya dan orang lain, untuk dapat berbagi satu sama lain. (Cecep Wijaya)***
Dimuat di Harian Umum Pikiran Rakyat rubrik "Apa & Siapa", Jumat, 2 Oktober 2009
Sumber: http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=101080

Selasa, 22 September 2009

Megan Fox, Sakit Mental




Harta melimpah dan popularitas tinggi tidak menjamin kebahagiaan seseorang. Hal ini tampaknya dirasakan aktris dan model cantik asal Tennessee, AS, Megan Fox (23). Pemeran tokoh Mikaela Banes dalam film layar lebar "Transformers" itu mengaku menderita gangguan mental.
Merasa terganggu dengan penyakitnya, wanita kelahiran 16 Mei 1986 itu takut hidupnya berakhir tragis seperti idolanya, Marilyn Monroe, yang bunuh diri pada 1962 silam. "Aku membaca setiap buku tentang Marylin Monroe. Hidupku bisa saja berakhir seperti dia, karena aku punya penyakit mental," ungkap Megan pada majalah Wonderland. Meskipun begitu, dia belum tahu pasti mengenai penyakitnya itu.
Megan merasakan ada hal yang aneh dalam dirinya. Meski dinobatkan sebagai Wanita Terseksi di Dunia versi majalah FHM selama dua tahun berturut-turut (2008-2009), wanita yang disebut-sebut sebagai "The Next Angelina Jolie" itu merasa terganggu dengan simbol seks yang dilekatkan pada dirinya. Dia tidak merasa seksi, bahkan ketika mengenakan pakaian ketat. Dia pun tidak senang menjadi pusat perhatian saat di atas panggung. "Diperhatikan oleh setiap pasang mata, bagiku adalah mimpi buruk," ujar Megan seperti dikutip Showbizspy. "Ketika berada di panggung, aku berharap agar tidak muntah, tersandung, atau diare."
Sejak remaja, Megan memang sering berhalusinasi dan ketakutan. Pengalaman buruk semasa sekolahnya membuat dia trauma dan membenci sekolah formal. Belakangan ini, derita penyakitnya itu perlahan berkurang. Akan tetapi, dia belum memeriksakan diri ke dokter untuk mendiagnosis penyakitnya itu. (Cecep Wijaya S.)***
Dimuat di Harian Umum Pikiran Rakyat rubrik "Apa & Siapa", Sabtu, 19 September 2009
Source: http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=98917